'Ibu Budi' Tak Pernah Meminta Royalti, Hanya Minta Diongkosi Naik Haji

06.50.00

BlogDetik86- Siti Rahmani Rauf (97) menciptakan metode baca "Ini Budi" karena menyanggupi permintaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (saat itu Depdikbud) untuk membuat buku belajar membaca. Siti saat itu menolak diberi royalti buku dan lebih memilih dihargai dengan diberangkatkan haji. 

"Setelah dicetak, penerbit tanya mau berapa ini dibayar. Ibu saya tidak mau dibayar dengan uang, ibu saya hanya ingin berangkat haji saja," tutur putri Siti Rahmani Rauf, Karmeni Rauf, saat berbincang dengan detikcom di kediamannya di Tanah Abang, Jakpus, akhir pekan lalu.

Siti tak menginginkan uang sepeser pun atas jerih payahnya dalam membuat buku membaca "Ini Budi". Kecintaan dirinya terhadap dunia pendidikan serta kebutuhan spiritualnya menjadi alasan Siti tak ingin dibayar uang dan lebih ingin diberangkatkan haji.

"Jadi ibu saya tidak terima uang sama sekali. Ibu saya akhirnya pada tahun 1986 sendiri berangkat haji," kata Eni.

"Kami juga bukan orang bisnis, mami juga nggak minta royalti. Waktu itu mami berangkat haji senilai Rp 5 juta." imbuhnya.


Buku metode baca "Ini Budi" dipakai dalam kurikulum SD di Indonesia selama 10 tahun, yakni sejak tahun 1986 hingga 1996. Setelah itu, Eni mengaku tak memantau lebih lanjut bagaimana kelanjutan nasib buku "Ini Budi".

"Kami nggak ada hubungan lagi setelah itu sama perusahaan dan dinas (Kementerian). Itulah maju mundurnya kami nggak tahu. Berhenti ya berhenti," tuturnya.

Sebenarnya Eni bersama sang bunda berkeinginan agar buku "Ini Budi" dipakai kembali untuk anak sekolah dasar. Dikatakan Eni, bukan karena buku itu hasil karya bundaya, lebih dari itu buku "Ini Budi" dinilainya cocok sepanjang zaman.

"Itu sih kalau kami tahu caranya, kami ingin "Ini Budi" dipakai lagi. Sayang lho, saya saksinya kalau buku ini benar-benar membantu. Anak kelas 1 SD sekarang belum-belum diajarkan IPTEK lah dan yang berat-berat. Menurut saya dan mami anak kelas 1 itu yang penting bisa baca dulu," ucapnya.

Siti Rahmani tak bisa bercerita banyak soal buku tersebut. Dia saat ini dalam kondisi lemas setelah sempat terjatuh. Aktivitasnya setiap hari lebih banyak di tempat tidur. Namun semangatnya membaca tak pernah sirna. Siti masih kerap membaca novel-novel Belanda. Kaskus.co.id


baca juga :

Pengamat : Konflik PPP Dianggap Bisa Berujung Pemakzulan Presiden Jokowi


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »