BlogDetik86- Dengan dana lebih dari Rp 70 triliun, pemerintah menargetkan pembangunan 10 juta sambungan pipa air bersih. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengatakan biaya tersebut hanya delapan persen dari biaya yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit listrik 35.000 megawatt (mw).
Menurut JK, air bersih dan listrik adalah kebutuhan pokok dari masyarakat sehingga memang harus ditingkatkan sehingga dibutuhkan biaya untuk itu.
Namun, saat membuka Indonesia Water and Wastewater Expo and Forum (IWWEF) 2016, JK mengingatkan tidak hanya teknologi yang ditingkatkan tetapi juga efisiensi dalam penggunaannya. Apalagi, dengan fakta bahwa air bersih semakin lama akan menjadi barang yang langka.
"Tentu kita juga melihat bagaimana efisiensi air harus kita perbaiki. Kebutuhan air kalau golongan menengah kurang lebih untuk kebutuhan mandinya 33 persen. Kemudian, 28 persen atau hampir 30 persen air itu habis untuk toilet, baru mesin cuci menghabiskan 18 persen. Yang lainnya sisanya, cuci tangan dan macam-macam. Tetapi yang terbesar mandi, toilet, dan mencuci," kata JK di JCC, Selasa (3/5).
Salah satu cara yang dikatakannya dapat menghemat air adalah menggunakan shower untuk mandi. Sebab, berdasarkan penghitungannya, penggunaan gayung saat mandi bisa menghabiskan 18 liter air per satu kali mandi, sedangkan shower hanya menghabiskan sekitar 12 liter air.
Oleh karena itu, JK meminta agar cara mandi masyarakat harus diubah, yaitu menggunakanshower. Dengan catatan, tekanan air dari pipa yang bersumber dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) harus baik.
"Menghemat itu 30 persen air kalau mandi pakai shower dibanding pakai timba (pompa). Lebih bersih pakai shower karena pasti tidak ada nyamuknya (yang bersarang di penampungan air)kan. Jadi kemajuan harus dengan perubahan. Salah satu efisiensi air ialah pakai shower tetapi konsekuensinya kualitas memang harus baik. Jangan (air) mati, harus hidup terus dan tekanannya harus baik," ujarnya.
Apalagi, menurutnya, dengan efisiensi penggunaan air diperhitungkan dapat menghemat setidaknya 10 persen beban pengeluaran. Oleh karena itu, membangun instalansi air sekaligus efisiensi dinilai adalah upaya yang harus segera dilakukan.
Daur Ulang Air
Lebih lanjut, JK mengatakan, ke depannya pemurnian atau daur ulang air adalah solusi untuk mendapatkan air bersih, sebagaimana telah dilakukan oleh negara besar. Singapura menggunakan air yang sama sebanyak tiga kali, sedangkan Jepang mampu lima kali.
"Artinya semua sistem drainase, Menteri PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), semua diubah dari ke sungai menjadi ke darat. Dulu umumnya drainase jatuhnya ke laut, akhirnya pantai rusak. Sekarang harus ke sistem pembersihan air yang seperti di kuningan itu. Jadi semua kota, Pak Menteri Dalam Negeri, semua kota harus mulai proyek itu. Di samping membersihkan air kali, laut, juga membersihkan air sekaligus sehingga air dapat dipakai tiga kali," perintah JK.
Oleh karena itu, JK meminta perusahaan penyedia air jangan hanya berkutat pada kenaikan tarif tetapi juga bertanggung jawab terhadap masalah lingkungan yang turut andil terkait ketersediaan air bersih.
"Saya harapkan bahwa Perpamsi dapat mengelola semuanya dengan baik dan tentu pemerintah yang akan membangun infrastruktur ini. Jadi Pak Menteri PUPR sudah memahami bahwa membangun infrastruktur jalan tol tidak berbeda dengan membangun infrastruktur air. Jadi semuanya harus sama. Tetapi kalau kita kembali kepada dasar dari semua itu yang tidak tergantikan ialah air dan listrik. Namun, air lebih dahulu diperlukannya dari pada yang lainnya," ujarnya.Beritasatu.com
baca juga :
EmoticonEmoticon