BlogDetik86: Mengabdikan diri di dunia pendidikan sudah menjadi panggilan bagi Kadiyono, (47), warga Dusun Jagalan, Desa Boja, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Meski berprofesi sebagai tukang tambal Kadiyono bertekad memberikan pendidikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus.
Sempat menjadi Kepala Sekolah Luar Biasa Surya Gemilang Limbangan, Kadiyono akhirnya memilih membuka sendiri Sekolah Luar Biasa Nasional Insan Tiara Bangsa Plus, yang berada di Sukorejo, Kendal. Kadiyono mengumpulkan uang sebagai tukang tambal ban dan mencari donatur untuk menjalankan SLB dengan 32 siswa.
Sempat menjadi Kepala Sekolah Luar Biasa Surya Gemilang Limbangan, Kadiyono akhirnya memilih membuka sendiri Sekolah Luar Biasa Nasional Insan Tiara Bangsa Plus, yang berada di Sukorejo, Kendal. Kadiyono mengumpulkan uang sebagai tukang tambal ban dan mencari donatur untuk menjalankan SLB dengan 32 siswa.
Kadiyono yang juga menyandang gelar Master Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta ini, kadang menjemput siswanya yang tidak mau sekolah. Sehari, Kadiyono bisa tiga kali menjemput siswanya agar mau bersekolah.
“Kadang saya menjemput anak-anak yang tidak bisa diantar orang tuanya, sehari bisa tiga kali bolak-balik. Kalau tambal ban saya buka usai mengajar di SLB Insan Tiara Bangsa Plus sampai malam,” jelasnya.
Membuka sekolah bagi anak-anak disabilitas memang butuh penanganan khusus. Kebutuhan dana untuk operasional sempat menjadi kendala.
“Izin memang kita belum mengantongi tapi kegiatan pendidikan sudah berjalan, karena saya melihat anak-anak butuh pendidikan yang lebih baik,” katanya.
Siswa di sekolah luar biasa Kadiyono, tidak dipaksa untuk membayar. Dia mengakui, dari 32 siswa hanya sekitar 16 siswa saja yang membayar sekolah. Selebihnya mayoritas berasal dari keluarga kurang mampu.
“Jadi sering saya tidak menerima honor Rp200 ribu sebulan karena tidak ada yang membayar. Biar honor tersebut buat pengajar yang lainnya,” ujar Kadiyono.Metrotvnews.com
baca juga :
EmoticonEmoticon