Awalnya Rhoma menepis kabar bahwa lewat partainya ini ia ingin menjadi calon presiden kembali. Setelah didesak ihwal pencalonannya pada Pemilu 2019 nanti, kepada Tempo, Rhoma menjawab dengan senyum, “Lihat nanti.”
Rhoma mengatakan, sebagai partai baru, Partai Idaman hanya bisa menjadi partai pendukung, belum bisa mencalonkan kadernya. Pemimpin orkes Melayu Soneta Grup ini sendiri sudah terjun ke dunia politik sejak 1977. Saat itu, Rhoma Irama bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan. Rhoma Irama juga sempat menjadi juru kampanye Golkar, kemudian kembali berlabuh di PPP.
Rhoma Irama sempat digadang-gadang menjadi calon presiden oleh PPP. Namun pencalonannya gagal karena elektabilitas Rhoma Irama kalah dibandingkan dengan Suryadharma Ali. Rhoma Irama kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa pada Pemilu 2014.
Setelah dari PKB, Rhoma kembali memutuskan untuk pindah kendaraan politik. Pada awal 2015, dia bergabung dengan Partai Bulan Bintang. Namun Rhoma memutuskan keluar dan mendirikan partai baru. nasional.tempo.com
EmoticonEmoticon