Humas Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Hemi Pramurahardjo, dalam pesan singkat yang diterima, di Jakarta, Minggu, mengatakan, helikopter EC 130 itu hilang kontak seharusnya tiba pada pukul 05.23 UTC (12.23 WIB) di Bandar Internasional Kualanamu dari Siparmahan dengan jadwal lepas landas pukul 11.33 UTC (11:33 WIB).
"Helikopter itu terbang dari Siparmahan atau pantai barat Danau Toba ke Kualanamu via Pematang Siantar," katanya.
Hemi mengatakan helikopter EC 130 itu diterbangkan Kapten Teguh Mulyatno, teknisi Hari Poerwantono dan tiga orang pengikut, di antaranya Nurhayanto, Giyanto, dan Frans.
"Status helikopter tersebut incerfa atau masih meragukan, artinya belum pasti hilang kontak dan masih ada upaya-upaya untuk menemukannya, apakah keluar rute atau bagaimana," katanya. Tahap setelah incerfa adalah alerfa, dimana SAR telah disiagakan dan siap untuk diterjunkan.
Dia menambahkan ketahanan bahan bakar dalam helikopter tersebut, yakni 2 jam 50 menit.
"Helikopter masih dalam pencarian. Pihak otoritas bandara Medan sudah berkoordinasi dengan SAR Medan. Perkembangan lebih lanjut akan segera diinformasikan," katanya.
Eurocopter EC-130 buatan Eurocopter, anak perusahaan Airbus Industrie ini. TNI AU memakai "adiknya, EC-120B Colibri sebagai helikopter latih dan operasional terbatas pada Skuadron Udara 7.
Sebelum diakuisisi Airbus Industrie, Eurocopter EC-130 merupakan pengembangan dari AS 350 B3 Ecureuil dari hanggar produksi Aerospatiale, Prancis.
Kecepatan maksimal Eurocopter EC-130 adalah 287 kilometer perjam dengan kecepatan ekonomis 240 kilometer/jam pada ketinggian ekonomisnya, walau ketinggian maksimalnya 4.770 meter dari permukaan laut.
Dengan tangki BBM terisi penuh dan beban maksimal atau membawa enam orang dewasa, dia mampu terbang hingga jarak 610 kilometer dari titik keberangkatannya.
www.antaranews.com
EmoticonEmoticon