BlogDetik86, Mengamati Gubernur DKI, Ahok yang suka memarahi bawahannya yang melakukan kesalahan dengan kata-kata kasar dan sikap bawahannya ketika dimarahi tampaknya cukup menarik dan ada hal yang cukup bermanfaat untuk dipelajari.
Belum lama ini Ahok telah mengatakan bahwa penyebab banjir di Jakarta Utara adalah pasangnya air laut yang bersamaan dengan turunnya hujan. Pernyataan Ahok ini disampaikan berdasarkan info dari wali kota Jakarta Utara, Rustam Effendi.
Karena tidak puas dengan laporan wali kota Jakarta Utara tsb, Ahok memutuskan untuk blusukan ala Jokowi ke lapangan untuk mengecek titik-titik banjir di Jakarta. Ia mengecek pompa air dan pintu air antara lain di kawasan Gunung Sahari, Ancol dan Pademangan. Di sinilah Ahok baru mengetahui apa yang dikatakan wali kota Jakarta Utara, Rustam Effendi itu tidak benar, karena penyebab sebenarnya adalah pompa air yang mati.
Seperti biasanya ketika melihat bawahannya salah, Ahok memarahinya dengan kata-kata yang nyelekit. Rustam Efendi bukan hanya dimarahi, tapi juga dituding sebagai orang orang yang berpihak kepada bakal calon gubernur DKI Yusril Ihza Mahendra.
Kemarahan Ahok yang dilakukan di dalam rapat ini membuat peserta rapat tertawa, karena tampaknya mereka melihat hal ini sebagai bagian dari kelakar atau gaya meledek Ahok pada saat marah. Saat itu mungkin saja Ahok masih merasa sebal kepada Yusril yang kabarnya telah resmi menjadi pahlawan pembela warga Luar Batang, Jakut yang tidak terima pemukimannya digusur.
@WALI KOTA JAKUT CENGENG ?@
Tampaknya wali kota Jakut, Rustam Effendi merasa sakit hati dan tidak terima dengan pernyataan Ahok yang menudingnya berkolaborasi dengan Yusril. Padahal kalau di hitung-hitung, kesalahan Rustam Effendi cukup berat.
Jika diperinci, kesalahan Rustam Effendi yang cukup berat itu adalah sbb: 1.Ia telah memberikan informasi yang salah mengenai penyebab banjir. 2.Kesalahan Rustam Effendi itu berakibat banjir di Jakut yang menyusahkan banyak orang. 3.Rustam Effendi tidak menyadari kesalahannya dan ia baru menyadari kesalahannya setelah gubernur Ahok mengecek secara langsung.
Respon Rustam Effendi terhadap teguran keras Ahok kelihatannya lebih focus kepada rasa tidak terimanya dibandingkan dengan menyadari kesalahannya. Rasa tidak terima terhadap teguran keras Ahok itu selanjutnya ia tuangkan di dalam akun FB nya.
Ringkasan tulisan Rustam Effendi yang dituangkan di dalam akun FB nya itu antara lain adalah sebagai berikut:
Apa yg sy kerjakan selama ini adalah bentuk pengabdian dan tanggung jawab dari jabatan yg saya emban. Kedudukan Kota Administrasi di Provinsi DKI Jakarta yg tidak otonom (otonomi berada di Tk Provinsi) menjadi kendala tersendiri bagi Para Walikota di Provinsi DKI Jakarta untuk berkreasi dan secara cepat menyelesaikan permasalahan yg ada di wilayahnya …..
Selama ini saya dg sepenuh hati, pikiran dan tenaga saya curahkan bagi wilayah dan masyarakat Jakarta Utara. Berpikir, berbicara dan berbuat yg terbaik bagi wikayah dan masyarakat Jakarta Utara adalah obsesi saya. Jika ada sedikit perbaikan yg dirasakan di Jakarta Utara seperti agak berkurangnya daerah genangan di Jakarta Utara, atau Jakarta Utara sedikit lebih bersih, atau juga yg masih segar dlm ingatan kita yaitu lenyapnya kawasan lokalisasi prostitusi Kalijodo, saya selalu mengatakan bhw itu adalah hasil kerja team dan atas dukungan masyarakat, saya tidak pernah mengklaim bhw pekerjaan itu prestasi kerja saya sendiri …..
Saya tidak pernah sakit hati atas marahnya pimpinan kepada saya, karena saya selalu berpikir bhw pimpinan pasti lebih baik, lebih tahu dan lebih bijak dari bawahan Khusus utk penertiban/pembongkaran, saya tidak pernah ragu apalagi takut melaksanakan tugas itu.
Stop press:
Perhatikanlah aline di atas di mana Rustam Effendi menyatakan tidak pernah sakit hati atas marahnya Ahok. Sekarang perhatikan lagi tulisan Rustam Effendi berikutnya:
Secara jujur saya katakan bhw kadang2 selaku bawahan saya juga mengharapkan mendapatkan ucapan terima kasih dari pimpinan atas hasil kerja yg telah dilakukan, hal ini penting sebagai bekal semangat pelaksanaan tugas selanjutnya. Tetapi jika itu tidak ada tidaklah mengapa dan saya akan terus melaksanakan tugas berikutnya dengan semangat …..
Berbeda dengan tuduhan yg menjurus fitnah apalagi keluar dari mulut pimpinan adalah sesuatu yg SANGAT MENYAKITKAN Dan lebih menyedihkan tuduhan dan fitnah itu keluar dari pimpinan yg sebenarnya saya berharap memberikan petunjuk, arahan, bimbingan, memotivasi, memberi semangat, dan itu dipertontonkan dimuka jagat raya. Apakah ini yg disebut BEKERJA DENGAN HATI ?
Dari tulisan tsb para pembaca bisa menyimpulkan sendiri apakah Rustam Effendi sakit hati atau tidak dengan kemarahan Ahok ? Apakah wali kota Jakut tsb bersikap tegar atau cengeng menghadapi teguran keras atasannya kepada bawahannya yang memang bersalah ?
Tulisan Rustam Effendi di atas merupakan ringkasan. Tulisan selengkapnya bisa pembaca lihat di sini
@KEPALA BPBD TETAP TEGAR KETIKA DITEGUR KERAS AHOK@
Belum lama ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI memposting kicauan di Twitter soal munculnya genangan dan banjir tetapi BPBD kicauan tsb tak dilanjutkan dengan kicauan surutnya genangan air.
Akibat kicauan yang tidak berimbang tsb Ahok marah besar dengan mengatakan sbb: "Anda lebih cocok bukan Badan Penanggulangan Bencana, tapi lebih cocok Badan Penginformasi Bencana. Sudah kayak humas aja lu. Enggak bisa kayak gini kerjanya. Jadi kalau sudah tidak tergenang, mesti dilaporkan," kata Ahok dalam rapat soal banjir di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (22/4/2016: detik,com).
Kemarahan Ahok masih berlanjut dengan pernyatan yag lebih kasar sbb: "Kalau anda berani nge-Tweet tergenang, bagus. Anda harus berani nge-Tweet sudah tidak tergenang. Jangan kurang ajar begitu loh, bikin sesat semua. Kalau udah enggak (tergenang), mesti laporin. Supaya saya bisa tahu, berapa jam bisa dinas tata air tanganin."
Kalau dilihat teguran keras Ahok kepada personil BPBD di atas yang ada kata kurang ajarnya, dapat disimpulkan teguran tsb jauh lebih keras daripada teguran kepada wali kota Jakut, Rustam Effendi.
Padahal kalau dihitung-hitung kesalahan BPBD relative lebih kecil jika dibandingkan dengan kesalahan Rustam Effendi. Lebih dari itu sebenarnya BPBD sudah memberikan informasi yang bermanfaat tentang adanya genangan air. Tidak memberi laporan tentang waktu banjir surut memang merupakan kesalahan tapi kesalahan tsb adalah kesalahan kecil yang tidak memperberat masalah genangan air.
Bagaimanakah reaksi BPBD atas teguran keras Ahok tsb ? Apakah mereka curhat di FB atau twitter untuk menyatakan tidak terima dibilang kurang ajar oleh Ahok sebagai pimpinannya ?
Ternyata BPBD memberikan respon yang santai tapi serius, positif, dan yang lebih penting lagi mereka bersikap tegar. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho merespon kemarahan Ahok tsb dengan bijak. Ia menilai kritik Ahok harus jadi pelecut bagi BPBD untuk memperbaiki kinerja.
Jika walikota Jakut, Rustam Effendi merespon kemarahan Ahok lewat FB, Sutopo merespon kemarahan Ahok tsb lewat akun twitter. Ia menulis sbb: "Anggap saja kritik, makian, teguran dan marah kepada BPBD sebagai masukan bahwa kita harus meningkatkan kinerja," tulis Sutopo di akun Twitter pribadinya @Sutopo_BNPB seperti dikutip detikcom, Sabtu (23/4/2016).
Lebih lanjut Sutopo mengatakan sbb: "Pak Ahok memarahi BPBD DKI Jakarta tentang info banjir. Itu artinya Pak Ahok peduli BPBD. Kinerja harus ditingkatkan."
Pelajaran penting yang bisa diambil dari 2 orang bawahan Ahok tsb adalah:
1.Seorang bawahan harus mengenal betul bagaimana watak dan kebijakan yang ingin diterapkan dan harus dilaksanakan oleh bawahannya.
2.Setelah mengenal dengan baik watak dan kebijakan pimpinan tsb, berusahalah untuk menyesuaikan diri dan melaksanakan kebijakan pimpinan tsb semaksimal mungkin dan berusahalah agar tidak sampai melakukan kesalahan fatal.
3.Jika merasa sudah bekerja maksimal tapi ternyata masih juga melakukan kesalahan dan kemudian diberi teguran keras, bersikaplah bijak dan tegar seperti yang telah ditunjukkan oleh kepala Humas BPBD, Sutopo. Jika perlu tunjukkanlah anda lebih bijak dan santun dari pimpinan anda.kompasiana.com
EmoticonEmoticon